SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Terjaga Lewat Skema Swap Multi-Pihak
- calendar_month Sel, 26 Agu 2025
- visibility 121
- comment 0 komentar

Mohammad Kemal, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas
JAKARTA (tri3news.com) – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memastikan pasokan gas domestik tetap terjaga melalui penerapan skema swap gas multi-pihak yang mulai berjalan sejak 22 Agustus 2025. Skema ini digagas untuk menjaga keberlanjutan suplai energi, terutama bagi industri dalam negeri yang telah beroperasi.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohamad Kemal yang dikutip dari laman skkmigas.go.id, Selasa (26/8) menyebut, dalam mekanisme tersebut, sekitar 27 BBTUD (billion British thermal units per day) gas dari West Natuna Supply Group dialirkan ke PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melalui penyaluran Medco E&P Grissik Ltd. dan PetroChina International Jabung Ltd. Pihak hulu yang terlibat meliputi Medco E&P Natuna Ltd, Premier Oil Natuna Sea B.V., dan Star Energy (Kakap) Ltd., sementara pembeli dan distributor domestik yang terlibat antara lain Pertamina, PGN, Sembcorp Gas, dan Gas Supply.
Lebih jauh dijelaskan, bahwa skema ini tidak ditujukan bagi industri baru, melainkan untuk memastikan industri yang sudah eksis tetap mendapat suplai energi tanpa mengganggu kontrak yang berjalan. Menurutnya, kerja sama banyak pihak dalam skema ini memungkinkan optimalisasi distribusi gas tanpa perlu menambah infrastruktur baru.
Meski demikian, SKK Migas mengingatkan bahwa minyak dan gas bumi merupakan sumber daya yang tidak terbarukan sehingga upaya eksplorasi lapangan baru harus terus dilakukan agar ketahanan energi nasional berkelanjutan. Risiko eksplorasi di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun tingkat keberhasilan meningkat dari 10:1 menjadi 10:3. Tingkat kegagalan masih mencapai sekitar 70 persen, terutama karena banyak cadangan potensial berada di laut dalam dengan biaya pengembangan yang besar.
Dengan berjalannya skema swap gas multi-pihak, SKK Migas berharap kebutuhan energi industri domestik dapat terus terpenuhi. Namun, langkah ini dipandang sebagai solusi jangka pendek, sementara keberlanjutan pasokan energi nasional tetap bergantung pada keberhasilan eksplorasi dan penemuan cadangan migas baru di masa depan.(R3)


Saat ini belum ada komentar