Banjir dan Longsordi Tapteng, Kadis LHK Sumut : Banjir Dipicu Tingginya Curah Hujan
- calendar_month Rab, 26 Nov 2025
- visibility 13
- comment 0 komentar

Banjir melanda Tapteng dipicu tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut selama tiga hari berturut-turut, Selasa (25/11/2025). (Foto: Dok/warga)
MEDAN (tri3news.com) – Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Selasa (25/11/2025) dipicu oleh tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut selama tiga hari berturut-turut.
Hujan ekstrem menyebabkan struktur tanah menjadi labil dan memicu longsor dari kawasan perbukitan, sekaligus membawa material kayu ke permukiman warga.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara, Heri W Marpaung SSTP MAP saat dikonfirmasi pers Rabu (26/11/2025) menyampaikan bahwa kayu-kayu yang terbawa arus longsor berasal dari bekas lokasi ilegal logging yang sebelumnya telah ditertibkan.
“Longsor membawa kayu-kayu dari kawasan yang pernah menjadi lokasi ilegal logging. Curah hujan yang sangat tinggi selama tiga hari membuat tanah jenuh air dan akhirnya ambles, mendorong material kayu hingga ke pemukiman warga,” ujar Heri melalui sambungan telepon.
Ia menegaskan bahwa kondisi itu menunjukkan pentingnya menjaga kawasan hutan agar tetap lestari, karena kerusakan tutupan lahan sangat memperbesar risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.
“Kalau kawasan hutan sudah rusak, air hujan tidak lagi terserap maksimal. Ketika intensitas hujan tinggi, tanah mudah longsor, dan material bekas tebangan ikut terbawa arus,” tambahnya.
Heri mengatakan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim untuk meninjau lokasi terdampak sekaligus melakukan inventarisasi kerusakan lingkungan. Koordinasi juga dilakukan dengan pemerintah daerah, BPBD, dan aparat penegak hukum guna memastikan penanganan bencana berjalan cepat dan tepat.
“Penanganan jangka pendek kami fokuskan pada pembersihan material dan identifikasi dampak lingkungan. Namun dalam jangka panjang, rehabilitasi hutan dan penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal di kawasan hutan tetap menjadi prioritas,” katanya.
Bencana banjir dan longsor di Tapteng sebelumnya mengakibatkan kerusakan rumah warga serta menelan korban jiwa. Masyarakat diimbau tetap waspada mengingat curah hujan diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan. (R1)


Saat ini belum ada komentar