Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Sumatera Utara » Tapanuli dan Danau Toba » Terkait Situs Abad ke -7 Bongal Sijago-jago, Menteri Kebudayaan RI Undang Bupati Tapanuli Tengah ke Jakarta

Terkait Situs Abad ke -7 Bongal Sijago-jago, Menteri Kebudayaan RI Undang Bupati Tapanuli Tengah ke Jakarta

  • calendar_month Sen, 26 Mei 2025
  • visibility 81
  • comment 0 komentar

TAPTENG (tri3news.com) – Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, SH, MH, bersama Wakil Bupati Tapanuli Tengah mengunjungi Museum  Fansuri Situs Bongal Sijago-jago Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, pada Sabtu (24/5/2025).

Museum Fansuri Sijago-jago Kecamatan Badiri, Tapanuli Tengah merupakan museum tempat menyimpan benda benda atau  artefak yang ditemukan para Peneliti di situs Bongal  Sijago-jago Kecamatan Badiri.

Bupati Tapanuli Tengah Masinton Pasaribu, SH, MH dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa  Saya bersama  Wakil Bupati Pak Mahmud Efendi,  Kepala BPN Tapanuli Tengah, beserta OPD Terkait mencakup Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tapanuli Tengah  dan Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Kasat Pol PP Kabupaten Tapanuli Tengah, datang ke Museum Fansuri  Situs Bongal ini, dan bertemu dengan  Peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Sultanate Institute  dan Tim,  Kami datang kesini untuk berkunjung ke Museum Fansuri tempat disimpannya    barang barang perdagangan  dimasa lalu Situs Bongal Sijago-jago Kecamatan Badiri ini.

Lebih lanjut Bupati Tapanuli Tengah menjelaskan,  cerita dari Pak Heri  dan Tim, dengan ditemukannya benda benda atau artefak di masa lalu, ini sebagai tanda bahwa di kawasan ini sekitar  abad ke-7 Masehi  sudah ada kehidupan disini, dan hingga saat ini penelitian masih  terus berjalan. Temuan sejarah ini menjadi penting dalam konteks peradaban, kebudayaan di Nusantara begitupun dengan rempah Nusantara  pedagang atau saudagar dari berbagai  dunia sudah melakukan  interaksi  perdagangan di daerah ini dan sudah terjadi  cukup lama, ini membuat di wilayah Tapanuli Tengah  khususnya di kawasan Badiri  Sijago-jago, kemudian daerah Barus  terkenal sebagai Pusat Peradaban Nusantara ditandai lagi dengan pada tahun 2017 yang lalu, Presiden RI Joko Widodo telah meresmikan Titik Nol Islam di Nusantara tepatnya di Kecamatan Barus.

Sambung Bupati Tapanuli Tengah, Kami dari  Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, berterima kasih kepada Peneliti dari  BRIN, Sultanate Institute   dan semua yang berpartisipasi   melakukan Ekskavasi  Situs Bongal  Sijago-jago Kecamatan Badiri dan Barus Tapanuli Tengah, ini menunjukkan,  bahwa  Tapanuli Tengah adalah  bagian Pusat dari Perdagangan Dunia di masa lalu. Tentu ini yang harus kita support, nanti temuan-temuan benda hasil penelitian dari para peneliti untuk pengembangan kedepannya sebagai bagian membangun Karakter Bangsa Kita dan bahwa kita ini adalah Bangsa yang  benar-benar sudah memiliki Keadaban, kemajuan baik itu secara tekhnologi, kebudayaan  sejak dahulu kala.

Lebih lanjut Bupati Tapanuli Tengah mengungkapkan, bahwa tadi Kami sudah koordinasi  langsung by Phone  dengan Pak Fadli Zon Menteri Kebudayaan RI, Beliau mengungkapkan antusiasmenya terhadap situs Bongal dan tadi   diakhir pembicaraan, Pak Fadli Zon mengundang Kita  ke Jakarta untuk menyampaikan  Hasil penelitian dari peneliti  Situs Bongal Sijago-Jago dan Barus Tapanuli Tengah.

Untuk diketahui Situs Bongal merupakan kawasan yang menyimpan bukti-bukti penting interaksi Nusantara dengan dunia Islam sejak abad ke-7 M. Identifikasi ini secara absolut didasarkan pada hasil analisis uji pertanggalan artefak, yang menunjukkan usia tertua artefak Situs Bongal berasal dari abad ke-7 M.

Artefak temuan Situs Bongal menampilkan temuan yang kompleks dan beragam. Berdasarkan ekskavasi tahun 2021 hingga tahun 2022, didapati sejumlah besar artefak yang terdiri dari koin masa Daulah Umayyah dan Abbasiyah, ragam keramik masa Dinasti T’ang, tembikar berglasir Timur Tengah, ragam fragmen kaca Timur Tengah, alat pengasah dari batu, ragam temuan logam, manik-manik batu maupun kaca, batu mulia, kayu kemudi kapal, kayu fragmen kapal, tali ijuk dengan beragam simpul, dan lempengan logam berinskripsi Arab.

Selain artefak, didapati pula temuan-temuan yang termasuk kedalam jenis ekofak, seperti ragam resin, pala, kemiri, dan beberapa temuan lainnya berupa biji-bijian. Sedangkan yang tak kalah penting ditunjukkan oleh sejumlah struktur batu dan kayu nibung bekas aktivitas binaan manusia. (R1).

Penulis

"Ini Baru Berita"

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less