Puluhan Rumah dan Areal Persawahan di Desa Sitolu Bahal Purba Tua Terendam Banjir
- calendar_month Sel, 25 Nov 2025
- visibility 21
- comment 0 komentar

Akibat kondisi curah hujan yang deras yang terjadi di Taput, puluhan rumah warga di Desa Sitolu Bahal Kecamatan Purba Tua. (Foto/Dok/Ist).
TAPUT (tri3news.com) – Kondisi curah hujan deras yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) pada Senin (24/11/2025) sampai Selasa (25/11/2025) menyebabkan sungai di Desa Sitolu Bahal meluap.
Dampaknya, puluhan rumah warga dan puluhan hektar areal persawahan di Desa Sitolu Bahal Kecamatan Purba Tua terendam banjir.
Selain rumah dan areal persawahan, areal kebun coklat milik warga juga terendam banjir.
Atas kejadian itu, Camat Purba Tua Sostra Sitompul bersama timnya langsung turun ke lokasi kejadian melihat kondisi banjir dan melakukan pendataan.
Sostra Sitompul kepada pers, Selasa (25/11/2025) mengatakan , penyebab banjir tersebut terjadi karena meluap sungai Aek Mahansan yang disebabkan oleh curah yang deras yang terjadi selama dua hari ini.
“Dengan kondisi banjir ini, aktivitas warga menjadi menjadi terganggu. Banjir juga menggenangi badan jalan umum di Kecamatan Purba Tuam Banjir ini kita lihat sampai juga ke Desa Robean Kecamatan Purba Tua. Masalah ini sudah kita laporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapanuli Utara untuk dilakukan penanganan,” jelasnya.
Sostra mengungkapkan, pihaknya juga masih mendata berapa rumah warga yang terendam banjir dan berapa hektar areal persawahan yang rusak akibat terendam banjir.
Kepala BPBD Tapanuli Utara, Bonggas Pasaribu kepada pers juga menjelaskan, banjir yang terjadi di daerah Desa Sitolu Bahal disebabkan karena meluapnya sungai Sipurik – purik dan Aek Mahansan.
“Di musim penghujan lokasi tersebut sudah sering terjadinya banjir karena meluapnya sungai Sipurik – purik dan Aek Mahansan. Setelah kita data di lapangan, ada 60 rumah penduduk terendam banjir. Solusi untuk mengatasi supaya jangan terjadinya banjir, harus dilakukan normalisasi sungai. Kita sudah koordinasi dengan warga sekitar supaya diberikan fasilitas jalan supaya bisa dilalui alat berat. Namun banyak warga keberatan dan harus ada ganti rugi pembebasan lahan. Itulah saat ini kendala bagi kita makanya belum dilakukannya normalisasi sungai Sipurik – purik dan Aek Mahansan tersebut,” pungkasnya. (R1)


Saat ini belum ada komentar