Menteri PPPA : Perempuan Bagian Penting Masa Depan Energi Berkelanjutan
- account_circle online tri3news
- calendar_month Sab, 19 Apr 2025
- visibility 14
- comment 0 komentar

Menteri PPPA, Arifah Fauzi dalam Kartini Hydrogen Test Drive and Talkshow, yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM memberikan keterangan pada acara Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (17/4/2025) (Foto dok/Humas KEMENPPPA)
Jakarta – Transisi energi tidak akan berarti tanpa inklusi gender yang adil dan partisipatif. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Fauzi dengan tegas menyatakan bahwa transisi energi harus melibatkan keadilan gender, kesetaraan peluang, dan kepemimpinan perempuan di dalamnya.
“Pemberdayaan perempuan dalam sektor energi, termasuk dalam ekosistem hidrogen, bukan semata soal statistik atau kuota. Namun, menghadirkan perspektif yang selama ini kurang terwakili, yaitu perspektif empatik, solutif, kolaboratif,” ujar Menteri PPPA, Arifah Fauzi dalam Kartini Hydrogen Test Drive and Talkshow, yang diinisiasi oleh Kementerian ESDM dalam Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES) 2025, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Kamis (17/4).
Di tengah krisis iklim yang mendesak, pandangan dan peran perempuan kerap masih dipinggirkan dalam isu-isu energi. Padahal menurut Menteri PPPA, perempuan justru memiliki pengalaman, kepekaan sosial, dan kapasitas kepemimpinan yang sangat dibutuhkan dalam membentuk ekosistem energi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Perempuan adalah pengguna utama energi di tingkat rumah tangga, dan dalam banyak kasus, perempuan juga menjadi korban dari krisis energi dan lingkungan. Oleh karena itu, menjadi hak sekaligus tanggung jawab kita bersama untuk memastikan perempuan tidak hanya terdampak, tetapi juga dilibatkan secara aktif dan setara sebagai bagian dari solusi,” tutur Menteri PPPA.
Menteri PPPA memaparkan bahwa perempuan mampu mengambil peran seperti dalam riset, inovasi, perancangan kebijakan, pengambil keputusan, dan bahkan dalam lapangan kerja industri energi baru dan terbarukan.
“Kita perlu menciptakan ruang-ruang aman dan produktif bagi perempuan untuk menyuarakan ide, mengembangkan potensi, membangun jaringan, dan mengambil peran sentral dalam setiap aspek pembangunan berbasis energi baru dan terbarukan,” pungkas Menteri PPPA.
Menteri PPPA juga mengajak semua pihak untuk mendorong pendidikan dan pelatihan STEM (science, technology, engineering, mathematics) bagi perempuan dan anak perempuan, membuka akses dan peluang karier di sektor energi bagi perempuan, dan mengembangkan kebijakan dan sistem yang mendukung kepemimpinan perempuan. “Dan yang paling penting, mengakui bahwa perempuan adalah bagian tak terpisahkan dari solusi energi masa depan,” tambah Menteri PPPA.
Dalam kegiatan tersebut Menteri PPPA, Arifah Fauzi juga turut mencoba berkendara menggunakan mobil berbahan bakar hydrogen didampingi langsung oleh Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eniya Listiani Dewi yang duduk sebagai pengemudi. Menteri PPPA juga turut mengapresiasi dan mendukung energi baru hidrogen sebagai bahan bakar pengganti bahan bakar minyak berbahan fosil.
“Ini (mobil hidrogen) adalah salah satu kendaraan dengan bahan bakar yang sangat ramah lingkungan, karena tidak ada asap yang keluar, hanya air yang menetes. Hidrogen ini dapat menjadi solusi bagi masa depan mulai dari sektor industri, transportasi, hingga rumah tangga,” tutup Menteri PPPA.(R2)