Breaking News
light_mode
Beranda » Nasional » Menteri ESDM Umumkan RUPTL PLN 2025–2034, Serap Lebih dari 1,7 Juta Tenaga Kerja Baru

Menteri ESDM Umumkan RUPTL PLN 2025–2034, Serap Lebih dari 1,7 Juta Tenaga Kerja Baru

  • calendar_month Sel, 27 Mei 2025
  • visibility 38
  • comment 0 komentar

JAKARTA (tri3news.com) — Menteri Ener­gi dan Sum­ber Daya Min­er­al (ESDM) Bahlil Lahadalia mengu­mumkan Ren­cana Usa­ha Penye­di­aan Tena­ga Listrik (RUPTL) PT Perusa­haan Listrik Negara (Persero) 2025–2034 pada Senin (26/5/2025).

Penyusunan doku­men RUPTL PLN 2025–2034 sejalan den­gan Kebi­jakan Ener­gi Nasion­al (KEN) dan Ren­cana Umum Kete­na­gal­istrikan Nasion­al (RUKN). RUPTL PLN 2025–2034 juga men­ja­di fon­dasi pent­ing dalam upaya Indone­sia men­ca­pai tar­get Net Zero Emis­sion (NZE) pada 2060.

“Komit­men Paris Agree­ment terkait tran­sisi ener­gi tidak lagi men­ja­di komit­men bersama dan beber­a­pa negara kelu­ar dari komit­men awal, namun kita harus kon­sis­ten untuk men­jalankan ini den­gan mem­per­hatikan kemam­puan kita dan tingkat keterse­di­aan ener­gi dan keekono­mi­an,” ujar Bahlil dalam kon­fer­en­si pers di Jakar­ta, Senin (26/5/2025) diku­tip dari laman esdm.go.id.

Secara keselu­ruhan, pemer­in­tah menar­getkan penam­ba­han kap­a­sitas pem­bangk­it sebe­sar 69,5 GW hing­ga 2034. Dari total ini, sek­i­tar 76 persen kap­a­sitas akan berasal dari Ener­gi Baru Ter­barukan (EBT) dan sis­tem peny­im­panan ener­gi seper­ti bat­erai dan pumped stor­age. Pada lima tahun per­ta­ma, akan diban­gun pem­bangk­it sebe­sar 27,9 GW–yang ter­diri dari 9,2 GW berba­sis gas, 12,2 GW dari EBT, 3 GW untuk sis­tem peny­im­panan, dan 3,5 GW pem­bangk­it batubara yang sudah dalam tahap penye­le­sa­ian kon­struk­si.

Mema­su­ki lima tahun ked­ua, fokus bergeser ke pengem­ban­gan EBT dan peny­im­panan ener­gi sebe­sar 37,7 GW atau 90 persen dari total kap­a­sitas yang diren­canakan. Sisanya sebe­sar 3,9 GW masih berasal dari pem­bangk­it berba­sis fos­il seper­ti batubara dan gas.

Jenis pem­bangk­it ener­gi ter­barukan yang akan dikem­bangkan yaitu tena­ga surya (17,1 GW), angin (7,2 GW), panas bumi (5,2 GW), hidro (11,7 GW), dan bioen­er­gi (0,9 GW). Selain itu, ener­gi baru seper­ti nuk­lir mulai diperke­nalkan den­gan pem­ban­gu­nan dua unit reak­tor kecil di Sumat­era dan Kali­man­tan, mas­ing-mas­ing berka­p­a­sitas 250 MW.

Untuk men­dukung dis­tribusi dan kean­dalan sis­tem, pem­ban­gu­nan infra­struk­tur kelistrikan juga diperku­at. Pemer­in­tah menar­getkan jaringan trans­misi sep­a­n­jang ham­pir 48.000 kilo­me­ter sirkuit (kms) dan gar­du induk den­gan kap­a­sitas total 108.000 MVA, yang akan terse­bar di selu­ruh Indonesia–dari Sumat­era hing­ga Papua.

“Semua desain ini, kalau jaringan­nya sudah mam­pu kita lakukan, tidak ada lagi masalah ter­hadap pem­bangk­it yang kita akan ban­gun untuk ener­gi baru ter­barukan itu. Kare­na sela­ma ini kalau kita ban­gun, tidak ada jaringan­nya, kasi­han PLN bayar take or pay-nya 80% itu. Kita harus dukung penuh den­gan memasang jaringan,” jelas Bahlil.

Dari sisi inves­tasi, RUPTL PLN ini mem­bu­ka pelu­ang seni­lai Rp2.967,4 tril­i­un, yang akan digu­nakan untuk pem­ban­gu­nan pem­bangk­it, jaringan trans­misi, dis­tribusi, dan pro­gram listrik desa. Menariknya, sek­i­tar 73 persen dari total kap­a­sitas pem­bangk­it diren­canakan berasal dari ske­ma kemi­traan den­gan pihak swasta atau Inde­pen­dent Pow­er Pro­duc­er (IPP), semen­tara sisanya akan dikelo­la oleh Grup PT PLN.

Imple­men­tasi dari ren­cana penye­di­aan usa­ha tena­ga listrik ini diperki­rakan akan mem­berikan dampak posi­tif bagi perekono­mi­an, salah sat­un­ya den­gan men­cip­takan lebih dari 1,7 juta lapan­gan ker­ja baru. Pelu­ang ini terse­bar di berba­gai tahap proyek, mulai dari peren­canaan, kon­struk­si, hing­ga opera­sion­al, ter­ma­suk sek­tor man­u­fak­tur pen­dukung. EBT men­ja­di kon­trib­u­tor uta­ma ser­a­pan tena­ga ker­ja, sejalan den­gan arah tran­sisi menu­ju sis­tem ener­gi yang lebih ramah lingkun­gan.

Doku­men RUPTL PLN 2025–2034 meru­pakan komit­men konkret pemer­in­tah dalam meningkatkan kese­jahter­aan masyarakat melalui penye­di­aan listrik yang andal, berke­lan­ju­tan, dan berba­sis ener­gi bersih. Doku­men ini dihara­p­kan meng­hadirkan kepas­t­ian iklim inves­tasi sekali­gus men­ja­di penan­da arah baru (grand design) pem­ban­gu­nan kete­na­gal­istrikan nasion­al sela­ma satu dekade men­datang. Hal ini sejalan den­gan tar­get per­tum­buhan ekono­mi sebe­sar 8% pada 2029 ser­ta men­dorong pen­cip­taan lapan­gan ker­ja baru.

RUPTL PLN 2025–2034 juga mem­beri per­ha­t­ian besar pada daer­ah tert­ing­gal, ter­de­pan, dan ter­lu­ar (3T). Melalui Pro­gram Listrik Desa (Lis­des), pemer­in­tah menar­getkan elek­tri­fikasi untuk 5.758 desa yang belum ter­aliri listrik, den­gan pem­ban­gu­nan pem­bangk­it berka­p­a­sitas 394 MW dan penyam­bun­gan listrik ke sek­i­tar 780 ribu rumah tang­ga. Pro­gram ini ditu­jukan untuk memas­tikan selu­ruh war­ga, ter­ma­suk di pelosok negeri, bisa menikmati layanan listrik 24 jam penuh.

“Bagi saya ener­gi bukan hanya per­soalan kebu­tuhan, tapi juga ben­tuk pemer­ataan dan kead­i­lan yang harus kita lakukan dari Aceh sam­pai Papua. Ara­han Bapak Pres­i­den Prabowo Subianto agar di desa-desa yang belum ada listrik agar segera kita pasang. Jadi kita akan lakukan ini sam­pai 2029 sele­sai dan mulai dari sekarang berta­hap kita lakukan,” pungkas Bahlil. (R2)

Penulis

"orang kecil belajar teknologi"

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less