Breaking News
light_mode
Beranda » Nasional » Jelang Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementan Awasi Hewan Kurban

Jelang Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementan Awasi Hewan Kurban

  • calendar_month Kam, 8 Mei 2025
  • visibility 29
  • comment 0 komentar

JAKARTA (tri3news.com) - Kementer­ian Per­tan­ian (Kemen­tan) mem­per­ke­tat pen­gawasan kese­hatan hewan kur­ban jelang Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M. Hal ini bertu­juan guna mence­gah penye­baran penyak­it hewan menu­lar strate­gis (PHMS) dan zoono­sis.

Upaya ini dilakukan melalui koor­di­nasi inten­sif den­gan dinas peter­nakan di tingkat provin­si dan kabupaten/kota.Direktur Jen­der­al Peter­nakan dan Kese­hatan Hewan, Agung Sugan­da, menekankan pent­ingnya pen­gawasan lalu lin­tas ter­nak dan mit­i­gasi risiko di selu­ruh rantai dis­tribusi hewan kur­ban. Pen­gawasan terse­but men­cakup peter­nakan, pasar hewan, tem­pat pen­jualan, hing­ga rumah potong hewan (RPH) dan lokasi pemo­ton­gan non-RPH.

“Kebu­tuhan hewan kur­ban yang meningkat sig­nifikan turut memicu tingginya mobil­isasi ter­nak antar­wilayah. Jika tidak diantisi­pasi serius, hal ini dap­at mem­bu­ka celah masuknya penyak­it seper­ti PMK, LSD, hing­ga Anthrax,” ujar Agung dalam keteran­gan pers, 7 Mei 2025.

Salah satu langkah konkret yang diwa­jibkan adalah vaksi­nasi Penyak­it Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kur­ban di sek­i­tar titik pen­jualan dalam radius min­i­mal tiga kilo­me­ter. Vaksi­nasi ini harus dilakukan pal­ing lam­bat enam bulan sebelum penyem­be­li­han.

Kemen­tan juga mengim­bau masyarakat untuk segera mela­por kepa­da petu­gas kese­hatan hewan jika men­e­mukan gejala sak­it pada hewan kur­ban. Pemer­in­tah daer­ah dim­inta aktif mela­porkan hasil pemerik­saan hewan, baik sebelum (ante­mortem) maupun sesu­dah pemo­ton­gan (post­mortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.

Selain itu, sis­tem pela­po­ran daru­rat juga wajib diak­tifkan, didukung den­gan pen­guatan Komu­nikasi, Infor­masi, dan Edukasi (KIE) kepa­da pub­lik.

“Den­gan sin­er­gi semua pihak, kita berharap Idu­lad­ha tahun ini bukan hanya khid­mat secara spir­i­tu­al, tetapi juga aman dari sisi kese­hatan,” ujar Agung.

Di kesem­patan ter­pisah, Direk­tur Kese­hatan Masyarakat Vet­er­iner, Nuryani Zain­ud­din, meny­oroti pent­ingnya pelak­sanaan pemo­ton­gan hewan kur­ban yang higie­n­is dan mem­per­hatikan kese­jahter­aan hewan.

“Seti­ap taha­pan pemo­ton­gan, mulai dari pemerik­saan sebelum hing­ga sesu­dah penyem­be­li­han, harus dilakukan den­gan baik dan benar,” jelas Nuryani.

Ia juga mengin­gatkan agar masyarakat memil­ih hewan kur­ban yang sehat, cukup umur, dan bebas gejala penyak­it. Menu­rut­nya, pelak­sanaan kur­ban yang baik bukan hanya terkait den­gan syari­at aga­ma, tetapi juga melin­dun­gi kese­hatan masyarakat. “Penan­ganan dag­ing dan jeroan yang tidak higie­n­is bisa men­ja­di jalur masuk penyak­it zoono­sis ke manu­sia. Di sini­lah per­an edukasi dan kesadaran kolek­tif san­gat pent­ing,” tegas­nya.

Kemen­tan turut mengin­gatkan bah­wa hewan kur­ban yang tidak ter­jual tidak boleh dikem­ba­likan ke daer­ah asal. Hewan terse­but harus dipeli­hara, dipo­tong di RPH setem­pat, atau dijual di wilayah sek­i­tar untuk mence­gah penye­baran penyak­it lin­tas wilayah. Tahun ini, kebu­tuhan hewan kur­ban sapi dan kambing/domba diperki­rakan men­ca­pai 2.074.269 ekor, naik 1,98% diband­ingkan tahun lalu.

Semen­tara itu, keterse­di­aan nasion­al men­ca­pai 3.217.397 ekor, sehing­ga ter­da­p­at sur­plus sek­i­tar 1,14 juta ekor. Kemen­tan memas­tikan kecuku­pan hewan kur­ban secara nasion­al dan telah menyi­ap­kan mekanisme dis­tribusi dari daer­ah sur­plus ke daer­ah yang keku­ran­gan. (R2)

Penulis

"orang kecil belajar teknologi"

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less