Dua Kakak Beradik Order Ojek Online Kirim Mayat Bayi Enam Hari Diduga Hasil Hubungan Gelap
- calendar_month Jum, 9 Mei 2025
- visibility 34
- comment 0 komentar

INTEROGASI: Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setiawan didampingi Wakapolrestabes AKBP Rudi Silaen dan Kasat Reskrim AKBP Bayu Putro Wijayanto menginterogasi abang beradik kandung yang membuang mayat bayinya lewat ojol, di Jalan Bilal, Kecamatan Medan Timur, Jumat (9/5/2025).(Foto/Dok/Humas Polrestabes Medan)
MEDAN (tri3news.com) - Seorang perempuan dan abang kandungnya berinisial NH dan R ditangkap polisi. Mereka merupakan pengirim mayat bayi melalui jasa ojek online yang belakangan viral di media sosial.
“Ada seorang bayi yang belum diberi nama, dikirim lewat aplikasi ojek online. Dan ternyata bayi sudah meninggal dunia. Hari ini Satreskrim Polrestabes Medan dan Polsek Medan Timur sudah mengungkap peristiwa itu. Kita mengamankan dua orang yang sudah memesan Gojek untuk mengirim paket berisi seorang bayi, dan keduanya ternyata abang beradik,” kata Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Setyawan, Jumat (9/5/2025) sore kepada pers.
Ia menjelaskan, Polrestabes Medan masih menyelidiki penyebab kematian sang bayi. Sebab, menurut keterangan sang ibu (NH), bayi meninggal karena sakit.
“Kita masih menunggu proses scientific identification apa yang menyebabkan kematian dari bayi tersebut. Karena kondisinya waktu sampai sudah meninggal dunia. Tapi kita masih mau memastikan apa penyebab kematiannya. Itu nanti jadi titik awal untuk menguatkan konstruksi hukum terhadap kasus ini,” lanjut Gidion.

MAYAT BAYI : Kasus ini terungkap setelah seorang driver ojek online, Yusuf Ansari, menerima orderan yang ternyata berisi mayat bayi, Kamis (8/5/2025).(Foto/Dok/FB)
Ia menambahkan, NH melahirkan tanggal 3 Mei. Ia melahirkan sendiri dan merawat bayinya di rumah yang berada di Sicanang, Belawan.
“Lalu dalam proses (merawat) bayi sakit. Sempat diantar ke RS, lalu dibawa ke rumah lagi karena keterbatasan ekonomi. Kemudian bayi meninggal tanggal 7 Mei 2025. Setelah meninggal, bayi dibawa ke salah satu tempat di wilayah Brayan,” beber Gidion.
Lalu pada tanggal 8 Mei 2025 pukul 06.14 WIB, NH dan abang kandungnya berinisial R memesan ojek online dan meminta mengantarkan ke satu tempat di Jalan Bilal, Medan Timur.
“Keduanya berperan sebagai pengantar dan penerima dalam konteks di aplikasi Gojek tersebut. Sehingga ditaruh di sini, dikirimkan ke marbot. Masyarakat juga gak mengenal siapa namanya Putri. Di aplikasi itu mereka menggunakan nama Putri dan Budi. Tapi nama aslinya NH dan R,” rinci Gidion.
Masih ada banyak hal selain penyebab kematian yang sedang diselidiki Polrestabes Medan. Termasuk pula apakah bayi ini hasil hubungan sedarah antara NH dan R.
“Pasti ada sesuatu yang jadi pertanyaan kenapa bayi ini tidak dilakukan pemakaman secara wajar. Inilah ranah penyidikan kami. Saya belum bisa pastikan (hubungan sedarah). Karena harus ada uji DNA. Namanya bayi pasti dari hubungan intim. Siapa perannya masih diselidiki. Makanya harus DNA, karena dia (NH) sendiri tidak ngerti siapa bapaknya. Tapi dia mengakui ada hubungan asmara antara abang dan adik. Dia ngomongnya pacaran aja,” sebut Gidion.
Kapolrestabes Medan belum bisa memastikan apakah orang tua mereka tahu soal dugaan hubungan sedarah ini. Namun, terkait dengan konstruksi hukum, polisi menggunakan pasal 80 UU Perlindungan Anak dan KUHP.
“Bayi memang ada sakit. Ada kondisi yang tidak bisa dilakukan oleh ibunya. Sementara kita kenakan ke pasal 80 UU Perlindungan Anak,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus ini terungkap setelah seorang driver ojek online, Yusuf Ansari, menerima orderan yang ternyata berisi mayat bayi.
Ia menerima paket dari seorang pria bernama Rudi yang bersama seorang perempuan, di depan sebuah minimarket di Jalan KL Yos Sudarso, Medan. Paket kardus itu rencananya dikirim ke seorang penerima bernama Putri di Jalan Kapten Muchtar Basri, Medan Timur.
Namun, saat sampai di lokasi, penerima tak bisa dihubungi. Yusuf pun akhirnya membuka paket tersebut bersama warga sekitar.
Betapa terkejutnya mereka saat menemukan jasad bayi yang dibungkus beberapa helai kain di dalam kardus. (R1)
Saat ini belum ada komentar