Ribuan Demonstran Tuntut PM Thailand Mundur
- calendar_month Ming, 29 Jun 2025
- visibility 52
- comment 0 komentar

JAKARTA (tri3news.com) – Sekitar 4000 ribu anti pemerintah berunjuk rasa memenuhi jalan-jalan di sekitar Monumen Kemenangan di Bangkok pada Sabtu (28/6/2025), seraya melambaikan bendera Thailand.
Mereka menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra. Seruan mundur ini terkait bocornya panggilan teleponnya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen, awal bulan ini yang memicu kemarahan publik atas kepemimpinannya.
Partai Bhumjaithai, mitra terbesar kedua dalam koalisi, telah meninggalkan koalisi Paetongtarn, menuduh PM berusia 38 tahun itu tunduk pada Kamboja dan melemahkan militer Thailand.
Para demonstran sebagian besar berusia lanjut dan dipimpin oleh aktivis veteran gerakan “Yellow Shirt” yang membantu menggulingkan ayah Paetongtarn, mantan PM Thaksin Shinawatra, pada tahun 2000-an.
“Saya di sini untuk melindungi kedaulatan Thailand dan mengatakan bahwa PM tidak layak,” kata pengunjuk rasa berusia 70 tahun, Seri Sawangmue, yang melakukan perjalanan semalam dengan bus dari utara negara itu untuk ikut aksi demo tersebut, dilansir dari kantor berita AFP.
“Setelah saya mendengar panggilan telepon yang bocor itu, saya tahu saya tidak bisa mempercayainya,” katanya kepada AFP. “Saya telah melalui banyak krisis politik dan saya tahu ke mana arahnya. Dia bersedia menyerahkan kedaulatan kita,” cetusnya.
Dalam rekaman percakapan tertanggal 15 Juni yang bocor itu, Paetongtarn terdengar mendesak mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen yang dipanggilnya dengan sebutan ‘paman’, agar menyelesaikan sengketa wilayah secara damai, serta memintanya untuk tidak mendengarkan “pihak lain” di Thailand, termasuk seorang jenderal militer yang disebutnya sebagai “lawannya.”
Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa ucapannya adalah bagian dari taktik negosiasi, dan tidak ada masalah dengan militer.
Pada hari Selasa mendatang, Mahkamah Konstitusi akan memutuskan apakah akan menerima petisi dari para senator yang meminta pencopotan Paetongtarn atas tuduhan ketidakprofesionalan.
Pada hari yang sama, ayahnya, Thaksin akan diadili atas tuduhan pencemaran nama baik kerajaan yang terkait dengan pernyataan yang sudah berlangsung satu dekade di media Korea Selatan.
Paetongtarn menjabat kurang dari setahun yang lalu setelah pendahulunya didiskualifikasi oleh perintah pengadilan, dan ayahnya kembali dari pengasingan setelah 15 tahun.
Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa ucapannya adalah bagian dari taktik negosiasi, dan tidak ada masalah dengan militer. (detiknews)
Saat ini belum ada komentar