IHSG Cetak Rekor di Tengah Gejolak Sosial, Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp14.377 Triliun
- calendar_month Sab, 30 Agu 2025
- visibility 71
- comment 0 komentar

JAKARTA (tri3news.com) – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor baru pada pekan terakhir Agustus 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa di 7.952,088 pada Kamis (28/8), melampaui rekor sebelumnya 7.943,825. Kapitalisasi pasar pun menembus Rp14.377 triliun, sedangkan frekuensi transaksi harian mencapai 2,49 juta kali.
Namun, di tengah capaian tersebut, IHSG justru menutup perdagangan pekan ini dengan koreksi tipis 0,36 persen ke level 7.830,493. Tekanan terutama datang dari aksi jual bersih investor asing senilai Rp1,12 triliun pada Jumat. Dengan demikian, sepanjang 2025 arus keluar asing di pasar saham Indonesia sudah mencapai Rp50,95 triliun.
P.H. Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Aulia Noviana Utami Putri, dalam keterangan resmi pada Jumat (29/8/2025) menyampaikan, bahwa peningkatan rata-rata nilai transaksi harian hingga 40,69 persen menjadi Rp25,22 triliun serta kenaikan volume perdagangan sebesar 19,56 persen menjadi 47,19 miliar lembar saham mencerminkan kuatnya dukungan investor domestik.
“Likuiditas sangat aktif, partisipasi investor ritel juga terus meningkat. Ini menjadi penopang utama mengapa kapitalisasi pasar bisa menorehkan rekor meskipun indeks terkoreksi di akhir pekan,” ujarnya.
Rekor pasar modal ini hadir di tengah gejolak sosial yang mewarnai pekan perdagangan, dengan maraknya aksi demonstrasi buruh dan mahasiswa di sejumlah daerah yang menyoroti kenaikan harga kebutuhan pokok serta isu ketenagakerjaan. Situasi tersebut dinilai sebagian analis sebagai faktor yang menambah kehati-hatian investor asing, meski investor domestik tetap aktif menopang perdagangan.
Secara rata-rata, kapitalisasi pasar pada pekan ini naik 0,36 persen dari Rp14.131 triliun menjadi Rp14.182 triliun, sedangkan frekuensi transaksi harian meningkat 8,80 persen menjadi 2,31 juta kali. BEI menilai capaian ini menunjukkan pasar modal Indonesia masih atraktif, meskipun kestabilan sosial dan ekonomi tetap menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan investor ke depan. (R3)


Saat ini belum ada komentar